Jumat, 20 Januari 2012

kacamata kehidupan

hari ini entah mengapa hati begitu miris melihat keadaan yang sebenarnya sudah biasa aku lihat. setelah mengantar anakku ke sekolah aku pergi kepasar besar, cari ayam kampung buat anakku yang alergi ayam broiler.ya kesenengannya ayam tapi alergi jadi akhirnya keputusan terbaik ..boleh ayam tapi ayam kampung ^_^

pemandangan biasa di pasar ini adalah banyaknya pengemis yang meminta-minta, waduh...macem2 deh bentuknya, ada juga yang mintanya sambil gaya marah-marah jadi takut deh..langsung ngasih duit, tapiii..itu dulu, setelah ibu-ibu di pasar bilang, jangan takut biarkan saja, iya juga siiih......aku bukan kasihan lebih pada takut, abis badannya seger buger, kenapa coba gak cari pekerjaan lain???? heraaaan dweeh...

OMG...tanpa kusadari , mataku tertuju pada bapak tua yang badannya kurus dan begitu renta, kuberjalan lagi ditempat yang lain ada lagi ibu tua yang tak jauh berbeda dengan bapak tua tadi, ada juga seorang nenek yang bawa anak kecil, yaaa....miris banget liatnya....aku tak bisa berbuat banyak untuk mereka, aku hanya bisa membantu sedikit yang mungkin sedikit berguna untuk mereka.

sejenak lamunanku melayang , pada orangtuaku, ibu mertua..kami sebagai anak selalu berusaha menyenangkan beliau2, bila materi belum mampu kami berikan , minimal berita baik yang kami persembahkan , walaupun pada kenyataannya masih juga kita berbuat salah, tapi kami begitu ingin mereka di masa tua merasakan minimal sedikit kebahagiaan bila kami memang belum memberikan lebih.

melihat para pengemis di pasar itu, sungguh begitu banyak pertanyaan menari2 di kepalaku, kemanakah anak2 mereka?? kemanakah saudara mereka?? atau kah anak mereka juga bernasib sama? tapi bila itu terjadi ..apakah gerangan yang membuat semua tega membiarkan para orangtua itu, yang lebih pantas disebut kakek dan nenek itu berjibaku dengan kotornya pasar, kepanasan,....ya Allah ..ini semua seperti sebuah kacamata kehidupan bagiku, mungkin bila aku belum mengenakan kacamata ini, mataku bisa melihat tapi masih tersamar, tapi sekarang semua langsung jelas...sejelas kamera yang di zoom......

padahal aku tau, mereka gak butuh kemewahan..tapi hanya kata " cukup" sudah berguna sekali untuk mereka, " cukup" yang kumaksud adalah bisa memenuhi kebutuhan sesuai ukuran mereka, entah..begitu berlawanan dengan keadaan para pejabat yang selalu merasa kurang dan kurang..ooops...gak jauh2 deh..kadang aku pun masih terasa kurang bersyukur.

pernah juga kudengar, klo para pengemis ini di drop, mereka ada juga yang berpura-pura dan mempergunakan akal sedemikian rupa agar mereka terlihat memelas sehingga banyak yang mengasihani, tak perlu kerja keras, cukup dengan membuat diri terlihat cacat saja....huuuh..klo inget yang begini jadi sebel

kadang kita ngasi duit pengemis bukannya harus ikhlas ya?? hahha..eits..tapi tunggu dulu...klo misalnya pengemisnya seger buger...badannya gede, sehat bukannya masih bisa cari pekerjaan yang lain kan?? jadi klo kita ngasih jatuhnya gak ikhlas.... uda ngasi tapi sambil jalan nggerundel wkwkwkkw, jadi mending klo mau ngasi pilih dulu kali ya..hehehe ( jahat.com kayaknya deh)

ya..inilah sebuah potret kehidupan, di atas langit masih ada langit, dibawah bumi masih ada tanah....kadang bila kita terlampau melihat ke atas juga nggak bagus..tapi terlampau melihat ke bawah terus juga kurang bagus, karena semangat kita untuk merangkak naik akan berkurang..jadi timing yang harus kita baca, kapan kita melihat ke atas, juga kapan kita melihat ke bawah...



by.bunda ( tintaline)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar