Malam masih menggenggam gelapnya
seakan tak rela akan hadirnya mentari
masih tergiang kumandang takbir menyentuh hati
menyusup dalam aliran darah
berlomba pada nadiku
Kucoba membedah sebuah mimpi merekah
kita memang berbeda
kaulah bangsawan cinta
mungkin benar mimpi bisa menyesatkan untuk menerima yang nyata
mimpi tentang pangeran dan kuda putih
Aku masih disini..
mencoba mengirimkan sebuah surat pada sungai hatimu
dengan sebuah perahu sarat muatan rindu
dimana pada layarnya tertera namamu
Dari ruang imajiku tlah kau bantu aku menuliskan kata cinta
sunyiku pada penaku, seakan lautan kata dingin dan membeku
dengan keteduhan wajahmu
kujadikan rembulan sebagai ranting-ranting aksara
Aku akan selalu tetap disini
menjemput pagi sebelum pagi datang
menorehkan ketajaman penaku, walau kadang menggoreskan kegelisahan
merangkai senyummu untuk kujadikan sebuah majas
Pangeran...saat kau tambatkan kuda putihmu
telah kau bangun pelangi kisah untuk para pecinta
di setiap jejak langkahmu, tumbuh mawar indah yang berduri
jadilah kamu laut dalam dan biru
mengganti kalimatku yang dangkal dan berbatu
walaupun dayang-dayang cintamu selalu mengikuti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar